Taktik sederhana perawatan Berkala sepeda Motor

shares

perawatan berkala sepeda motor


Taktik Sederhana melakukan Perawatan berkala sepeda motor. Setelah motor digunakan dalam waktu lama maka tenaga mesin biasanya akan mengalami penurunan. Tandanya, meski handel gas diputar penuh, kecepatan motor tetap tidak maksimal.  Hal ini sering kita alami saat menggunakan kendaraan kesayangan untuk beraktifitas. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa pengetahuan dasar untuk bisa mengatasi kerusakan ringan ataupun berat. Pada postingan ini saya ingin membahas beberapa perawatan berkala yang wajib kita ketahui agar sepeda motor kita dapat di deteksi sejak awal mengenai kerusakannya. 

Berikut ini beberapa ringkasan penyebab yang sering terjadi yaitu:

  1. Kelonggaran rantai mesin tidak sempurna sehingga pengapain menjadi tidak tepat sementara tertib pembukaan katup juga tidak sempurna.
  2. Renggang katup tidak sesuai dengan standar spesifikasi.
  3. Renggang kontak platina tidak sesuai dengan standar spesifikasi.
  4. Waktu pengapian tidak tepat.
  5. Karburator kotor ata ada bagian yang tidak bekerja dengan sempurna.
  6. Busi kotor, aus, atau terbakar.
  7. Jarak main bebas kopling tidak tepat.
  8. Minyak pelumas (oli) sudah kotor
  9. Tekanan kompresi rendah
  10. Percikan bunga api listrik pada elektrode busi terlalu kecil sehingga pembakaran yang terjadi tidak sempurna
  11. Bila motor menggunakan sistem pengapian dengan CDI, mungkin CDnya rusak.

Taktik sederhana perawatan Berkala sepeda Motor

Untuk mengembalikan mesin ke kondisi semula maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan berkala dilakukan dengan menyetel komponen-komponen mesin dan alat banu lain. Perawatan ini dapat dilakukan tanpa harus turun mesin. Berikut ini beberapa ulasan yang dapat saya bagikan untuk menjadi pengetahuan dasar mengenai perawatan berkala sepeda motor.

#1 Penyetelan Rantai Mesin

Pada saat mesin dihidupkan, apabila terdengar suara berisik, berarti rantai mesin longgar. Sebaliknya, apabila terdengar suara mendesing pada saat gas tangan ditutup berarti rantai mesin terlalu tegang. Tegangan rantai mesin yang sempurna adalah 1 -2 mm dan dapat menyelaraskan poros engkol dengan poros kam sehingga diperoleh kesempurnaan/ketepatan pengapian dan tertib pembukaan katup.

Penyetelan rantai mesin dilakukan dengan cara sebagi berikut:

  1. Longgarkan mur pengikat sehingga penegang rantai (tensioner) bekerja secara otomatis untuk mendapatkan ketegangan rantai yang lebih sempurna.
  2. Apabila dengan cara tesebut ternyata tegangan rantai mesin masih belum pas maka harus dilakukan peyetelan menggunakan jari-jari roda.

Berikut ini langkah-langkah peyetelan mengunakan jari-jari roda 

  1. Hidupkan mesin.
  2. Buka tutup karet dan buka baut penutupnya.
  3. Masukan ulir jari - jari roda batang penekan sehingga brhubungan.
  4. Longgarkan mur pengikatnya.
  5. Tarik jari - jari roda ke atas atau tekan ke bawah sampai diperoleh suara mesin yang lebih halus.
  6. Tahan jari-jari dan pastikan tidak akan berubah. Setelah itu kecangkan mur pengikatnya.
  7. Kembalikan baut penutup dan tutup karet.
Apabila sudah disetel langkah seperti di atas namun suara mesin tetap berisik bearti rantai mesin sudah terlalu longgar (molor). Dalam kasus ini kita harus mengganti rantai mesin dengan ranati yang baru. Dianjurkan supaya mengganti komponen ini di bengkel resmi sepeda motor anda sehingga kita mendapatkan rantai mesin yang orisinal.

#2 Penyetelan Renggang Katup

Suara berisik juga dapat disebabkan oleh jarak kerenggangan antara ujung pelatuk katup dan ujung batang katup terlalu longgar. Hal ini mengakibatkan  sistem pemasukan campuran udara dan bensin serta sistem pembuangan gas sisa pembakaran menjadi tidak sempurna. Jarak kerenggangan katup hisap dan katup buang sesuai dengan spesifikasinya yaitu sebesar 0,005 mm.
Penyetelan dilakuakn pada saat mesin dalam keadaan dingin. Setel posisi torak pada kedudukan TMA atau pada saat langkah kompresi sehingga posisi katup hisap dan katup buangdalam keadaan tertutup. Hal ini dapat diketahui dengan tanda garis T pada rotor generator segaris dengan tanda penyesuai.

Untuk mencari langkah kompresi, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Putar rotor generator berlawanan arah dengan jarum jam sambil memperhatikan katup hisap. Apabila pelatuk katup hisap terlihat turun kemudian naik kembali, berarti torak sudah dalam langkah kompresi.
  2. Kendurkan mur pengkikat baut penyetel kemudian putar baut penyetel ke arah dalam menggunakan alat khusus sambil melakukan pengukuran dengan voeler gauge ukuran 0,05 mm. Hasil peyetelan sudah tepat bila voeler gauge ditarik terasa seret tetapi tidak dapat di dorong kembali.
  3. Keraskan kembali mur pengikat sambil tahan baut penyetel. Pastikan posisi baut tidak berubah.
Apabila jarak kerenggangan antara ujung pelatuk katup dan ujung batang katup setelah disetel seperti diuraikan diatas dan ternyata hasilnya tetap berisik pada kepala silinder, kemungkinan penyebabnya adalah niken as sudah aus atau tidak rata. Rocher arm yang sudah terlanjur aus atau tidak rata harus segera diperbaiki atau kita bisa menggantinya dengan yang baru.

#3 Peyetelan Renggang Platina

platina yang sudah lama bekerja kemungkinan akan terbakar atau aus sehingga kerenggangan tidak sempurna. Apabila platina menjadi lebih renggang maka proses pembakaran akan menjadi semakin maju dan baik. Sebaliknya, apabila platina tersebut lebih rapat, proses pembakaran akan menjadi lambat. 

Berikut ini saya akan jelaskan bagaiman melakukan penyetelan renggang platina berdasarkan langkah-langkah di bawah ini:

  1. Bersihkan dan ratakan terlebih dahulu kedua permukaan platina dengan menggunakan kertas amplas.
  2. Putar rotor generator dengan maksud untuk memastikan bahwa tonjolan tertinggi nok advancer menekan fiber platina sampai renggang platina yang tervesar.
  3. Kendurkan baut pengikat platina dan kemudian ukur kerenggangan platina dengan voeler gauge ukuran 0,3 - 0,4 mm. Ukuran penyetelan tepat apabila dengan voeler gauge ukuran 0,3 mm terasa longgar sedang dengan ukuran 0,4 mm terasa seret.
  4. Keraskan kembali baut pengikat platina dan pastikan tidak bergeser.
Apabila jarak kerenggangan platina sudah disetel seperti yang sudah saya jelaskan diatas tetapi  ternyata tenaga mesin tidak meningkat, bahkan menjadi tesendat-sendat, kemungkinan hal ini karena platina sudah habis sehingga kita perlu menggantinya dengan platina yang baru. 

#4 Penyetelan Waktu pengapian

Sesuai spesifikasi motor sport 4-tak jenis Honda GL Pro dan GL Max pengapian akan sempurna apabila tanda F pada 10o ± 2o sebelum TMA pada 1400 ppm, sedang pada pemajuan penuh tanda F pada 32o ± 2sebelum TMA pada 3250 ppm.

Apabila saat pengapian tanda F berada sebelum mencapai tanda penyesuai berarti pengapian terlalu cepat (voor), sedang saat pengapian tanda F sesudah tanda penyesuai berarti pengapian terlambat (naa). Pengapian yang terlalu cepat (voor) maupun pengapian terlambat (naa) menyebabkan tenaga mesin tidak maksimal. Pengapian yang tidak tepat mengakibatkan proses pembakaran campuran udara dan bensin menjadi tidak sempurna.

Untuk menyetel waktu pengapian dapat dilakukan dengan menggunakan lampu, multimeter, atau timing light. Lampu dan multimeter digunakan pada saat mesin motor mat, sedangkan timing light digunakan pada saat mesin dalam keadaan hidup.

Penyetelan yang dilakuakn dengan lampu dan multimeter dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

A)  Setel posisi torak pada kedudukan sebelum TMA pada saat langkah kompresi atau tanda F berada sejajar dengan tanda penyesuai.

B)  Setel jarak renggang platina dengan voeler gauge0,30 - 0,40 mm.

C)  Apabila alat tester menggunakan lampu biasa :

  1. Sambungkan kabel positif lampu dengan saluran arus listrik masuk platina sedang kabel negatif lampu dengan massa (body).
  2. Putar rotor generator berlawanan arah dengan perputaran jarum jam sambil perhatikan lampu dan tanda penyesuai F pada rotor.
  3. Apabila lampu mulai menyala pada saat tanda F sejajar dengan tanda penyesuai berarti pengapian tepat.
  4. Apabila lampu menyala saat tanda F belum mencapai tanda penyesuai berarti pengapian terlalu cepat (voor). Putar dudukan platina atau piringan platina ke arah berlawanan dengan arah jarum jam sampai lampu menyala saat tanda F tepat sejajar dengan tanda penyesuai.
  5. Apabila lampu mulai menyala saat tanda F sudah melewati tanda penyesuai berarti pengapian terlalu lambat (naa). Putar dudukan atau piringan platina searah jarum jam sampai lampu menyala saat tanda F tepat sejajar dengan tanda penyesuai.

D)  Apabila untuk tester menggunakan multimeter

  1. Saklar jangkah digeser pada skala Ohm.
  2. Sambungkan kabel positif (warna merah) dengan saluran arus listrik masuk platina sedang kabel negatif (warna hitam) dengan massa (body).
  3. Putar rotor generator berlawanan arah dengan arah jarum jam sambil perhatikan jarum multimeter.
  4. Apabila jarum mulai bergeser ke kanan pada saat tanda "F" sejajar dengan tanda penyesuai berarti pengapian tepat.
  5. Apabila pada jarum mulai bergeser saat tanda F belum mencapai tanda penyesuai berarti pengapian terlalu cepat (Voor). Putar dudukan atau piringan platina ke arah berlawanan arah jarum jam sampai jarum bergeser tepat tanda F sejajar dengan tanda penyesuai.
  6. Apabila jarum bergeser saat tanda F telah melewati tanda penyesuai berarti pengapian terlalu lambat (naa). Putar dudukan atau piringan platina searah jarum jam sampai jarum bergeser tepat tanda F sejajar dengan tanda penyesuai.

E) Pemeriksaan menggunakan alat timing light dilaksanakan pada saat mesin hidup.

Timing light adalah suatu alat bebentuk lampu sorootort yang akan menyala kalau sensornya mendapat tegangan listrik. Alat ini menyala sesaat pada saat bersamaan dengan loncatan bunga api listrik pada elektrode busi. Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Hubungkan kedua kabel sumber tenaga listrik pada terminal baterai positif dan negatif.
  2. Hubungkan sensor tegangan tinggi pada kabel busi.
  3. Hubungkan tachometer untuk mengetahui putaran motor.
  4. Hidupkan motor pada putaran stationer (idle).
  5. Tekan tombol timing light untuk menyalakannya dan arahkan nyalanya ke tanda T atau F pada rotor generator. Pengapian yang tepat adalah apabila terlihat tanda F atau T itu sejajar dengan tanda penyesuai.
  6. Apabila lampu menyala saat tanda F belum mencapai tanda penyesuai berarti pengapian terlalu cepat (voor). Putar dudukan atau piringan platina ke arah berlawanan jarum jam sampai lampu meyala tepat tanda F sejajar dengan tanda penyesuai.
  7. apabila lampu menyala saat tanda F sudah melewati tanda penyesuai berarti pengapian terlalu lambat (naa). Putar dudukan atau piringan platina searah jarum jam sampai lampu menyala tepat saat tanda F sejajar dengan tanda penyesuai.
Demikian ulasan mengenai Tips sederhana perawatan Berkala pada sepeda motor. Jika bermanfaat bagikan ke sobat yang lain.

0 Komentar:

Post a Comment